Minggu, 24 Mei 2009

Peserta LKS 2009 Graphic Design Technology Gagap Teknologi


LKS tingkat nasional yang digelar di PRJ Kemayoran Jakarta selama 3 hari, 22-24 Mei 2009 usai sudah. Tulisan ini diturunkan Minggu (24/5), sebelum pengumuman LKS disampaikan besok Senin (25/5) sekitar jam 11.00 WIB sekaligus penutupan LKS tingkat Nasional 2009.


Saya tidak akan menulis tentang amburadulnya penyelenggaraan LKS tahun 2009 di ibukota Jakarta. Cukup banyak ketidaksiapan dan pelayanan panitia yang sangat mengecewakan dan bikin kesal peserta (juga pendamping). Beberapa bidang lomba terpaksa diundur 1 hari gara-gara fasilitas belum siap.

Bidang lomba Graphic Design Technology (GDT) "hanya" tertunda 6 jam. Pada hari pertama, Jumat (22/5), lomba yang seharusnya dimulai pukul 08.00 terpaksa ditunda jam 14.00 karena menunggu instalasi listrik dan install software.

Dari pengamatan penulis, cukup banyak peserta yang belum mampu memahami perintah soal dan kurang menguasai persoalan graphic design technology. Dewan juri terpaksa "menuntun" dan memberi kuliah singkat tentang hal-hal teknis amat sepele, seperti bagaimana menggunakan spray mount, bagaimana membuat margin (bidang tepi), bagaimana cara nge-print, sampai persoalan CMYK, RGB, PPI, jpg, tanda potong, dan istilah-istilah lainnya yang seharusnya sudah dipahami peserta.

Dewan juri harus bekerja ekstra keras karena kekurangmampuan peserta mengoprasikan printer. Lebih menyedihkan lagi, ada peserta yang menyemprotkan spray-mount ke hasil print-out karena lem semprot tadi dikira pelapis gambar sejenis Pylox clear. Lebih gelinya lagi, kekeliruan yang sudah diingatkan juri ini kemudian diikuti oleh peserta lainnya. Apa ngga bikin ketawa? Padahal spraymount bukan barang baru, di Indonesia sudah banyak dipakai oleh paste-up artist di era 80-an, sebelum kejayaan computer design sekarang ini. Untungnya kejadian menggelikan ini masih di negeri sendiri. Bagaimana kalau hal ini terjadi di event Asean Skill atau World Skill di luar negeri...

Oke deh, tidak perlu diperpanjang hal-hal menggelikan di arena lomba GDT - LKS 2009. Penulis kali ini ingin memprediksi siapa pemenang LKS bidang GDT tahun 2009.

Hari pertama (Jumat 22/5): Image editing dan gambar vektor. Waktu yang diperpendek masing-masing 20 menit tiap tugas membuat beberapa peserta tak mampu menyelesaikan task 1, 2 dan 3 pada hari pertama. Pada hari pertama, keunggulan tampak pada peserta asal Jatim yang mampu menyelesaikan semua tugas nyaris perfect. Prediksi saya, hari pertama POINT untuk Jatim yang diwakili oleh siswa SMKN 4 Malang. Disusul siswa SMSR Bandung, Jabar. Urutan ke 3 kemungkinan besar diduduki Jateng (SMSR Surakarta).

Hari ke 2 (Sabtu 23/5) : Membuat logo 482 tahun Jakarta, dan aplikasi logo ke dalam Poster. Peserta Jatim tampaknya tidak lebih unggul dari peserta asal Jabar. Poster karya peserta Jatim secara keseluruhan tampak monoton, tidak memiliki eye-grabber.
Peserta dari DIY yang diwakilkan Yuliana Citra Dewi, siswa SMSR Yogyakarta cukup memukau pengunjung dan dewan juri. Karya Dewi terbilang simpel namun menarik, ada hirarhi visual yang proporsional. Pada hari ke 2 DIY boleh berharap.

Hari ke 3 (Minggu 24/5): Membuat label "Dodol Betawi" dilanjutkan aplikasi label ke kemasan (packaging) dodol betawi. Persaingan terjadi antara peserta Jatim dan Jabar. Keduanya mengeksploitasi warna coklat secara dominan. Jatim mengandalkan ilustrasi manual berupa sosok monas dan ondel-ondel khas Betawi. Ilustrasi ini justru terkesan dipaksakan dan membuat ambigius. Citra penganan dodol menjadi berkurang. Selain itu, bentuk dan ukuran serta warna coklat sudah terlanjur melekat dengan image teh kotak.
Sementara Jabar memainkan tipografi dan garis lengkung yang harmonis dan komunikatif. Simpel namun eksklusif. Image makanan dodol yang dibangun lewat bentuk dan ukuran serta warna dan tipografi tampak lebih berhasil dibanding Jatim.
Peserta DKI Jakarta sebenarnya cukup kreatif, mengeksplorasi bentuk kotak ke arah piramida. Ia mencoba menciptakan karya yang unusual. Namun dalam kasus desain packaging, bentuk yang tidak kubistis ini tentu jauh dari prinsip-prinsip ergonomi, ekonomi, efisiensi dan fungsi. Dari aspek ilustrasi, warna, dan tipografi, karya tuan rumah ini tidak buruk. Akhirnya saya menilai Jabar paling unggul di hari terakhir, disusul Jatim.

Secara keseluruhan saya menilai hasil karya Jabar memiliki keunggulan estetik. Namun dari segi teknik dan kecepatan kerja, Jabar jauh tertinggal dari Jatim. Karena saya bukan juri maka tidak berhak menentukan pemenangnya. Jika dewan juri obyektif dan tidak ingin membuat keputusan spektakuler, dua peserta (Jabar dan Jatim) dapat dipastikan masuk 2 besar.

Hehehe..., mohon maaf pada juri -- mas agung, mas totok, mas arnold (sori kleru ronald nama teman saya), tentu saja tulisan ini tidak bermaksud aneh-aneh kecuali hanya untuk mengisi kejenuhan dan kepenatan setelah 4 hari "diplekotho" panitia LKS...

Tidak ada komentar: