Rabu, 05 Oktober 2011

Menyiasati Cahaya Alam

Bab 4

Menyiasati Cahaya Alam

Definisi fotografi adalah melukis dengan cahaya. Tanpa cahaya semua benda di muka bumi tampak gelap. Tidak ada persepsi bentuk, bidang, warna, garis, tekstur, volume, dan perspektif yang merupakan pilar-pilar keindahan karya seni fotografi. Tanpa cahaya, obyek seindah apapun tidak dapat dipindahkan ke chip perekam data digital yang disebut CCD (Charged-Coupled Device).

Setiap obyek memiliki kebutuhan cahaya yang berbeda. Ada obyek yang menjadi lebih berkarakter saat dipotret pada siang hari, dan ada obyek yang tampak dramatis saat menjelang sunset. Anda perlu eksperimen memotret satu obyek pada jam-jam berbeda, pagi-siang-sore hingga menjelang malam.

A. Warna dan Intensitas selalu berubah

Satu-satunya sumber cahaya alam yang memungkinkan untuk pemotretan adalah matahari. Lampu super besar ini setiap hari muncul dari timur dan tenggelam di ufuk barat. Warna dan intensitasnya selalu berubah dari pagi, siang, hingga sore menjelang petang. Matahari jelas bukan lampu studio yang bisa dipindah-pindah. Anda harus bisa menyiasati sifat matahari yang terus bergerak dari waktu ke waktu.

Kualitas cahaya juga dipengaruhi oleh musim, cuaca, dan geografis. Di kota metropolitan Jakarta hampir tidak pernah terlihat langit warna biru jernih, berbeda dengan kondisi di pedesaan. Anda dapat memanfaatkan kondisi tertentu sesuai karakter foto yang Anda inginkan. Hari yang cerah tanpa mendung adalah saat yang baik untuk pemotretan. Waktu antara jam 06.00 – 09.00 dan sore jam 15.00 – 18.00 merupakan golden hours bagi fotografer. Tetapi bukan berarti di luar jam tersebut Anda tidak boleh memotret. Pemotretan pada siang bolong juga bisa menghasilkan foto-foto dramatis. Bahkan sesaat sebelum matahari terbit atau sesaat setelah matahari terbenam Anda masih dapat menghasilkan foto-foto mengagumkan. (Selengkapnya ada di buku Your Guide to Good Photography)

Tidak ada komentar: