Seni Grafis, Grafis, Desain Grafis, Desain Komunikasi Visual, DKV, Diskomvis
Dalam desain grafis tedapat beberapa istilah yang sering rancu, di antaranya:
- Seni Grafis (Graphic Arts), termasuk cabang Seni Murni (fine art) seperti cukil kayu, intaglio dan cetak saring.
- Grafis (Graphic), adalah hal yang berkaitan dengan tulisan atau gambar yang mengandung makna untuk menyampaikan informasi. Sering digunakan untuk memperjelas informasi di media cetak.
- Disain Grafis (Graphic Design), berasal dari bahasa Yunani “Graphos” yang artinya “tulisan/gambar”. Sampai sekarang di Eropa dan Amerika masih banyak menggunakan istilah Graphic Design, tapi di Indonesia diganti menjadi Disain Komunikasi Visual (sering disingkat DKV atau Diskomvis).
Karya DKV
Karya DKV ada di mana-mana…., ia ada di pakaian, di kamar mandi, di ruang kerja, di kendaraan, di pinggir jalan, di rumah sakit, di lapangan sepak bola, di pertokoan, .....anywhere!
Di baju, di kaos, di celana, bahkan di celana dalam yang kita pakai, selalu ada merk/brand....
Di kamar mandi kita selalu mendapati pasta gigi, sabun mandi, shampo, dll.... dalam kemasan (packaging) yang menarik...
Di ruang kerja mata kita tak bisa terhindar dari kalender, amplop, kop surat, kartu nama, block-note, brosur, katalog, majalah, etc, yang penampilannya tidak asal-asalan....
Di sepanjang jalan yang kita lewati, mata kita juga dipaksa untuk melihat bill-board, baliho, poster, banner, spanduk, papan nama, dll yang semua saling berebut merampok perhatian.... Bahkan di rumah sakit, kita masih dipaksa untuk melihat kemasan obat, dll....
Di pertokoan kita disapa oleh banner, hanging display, dll... setelah belanja kita diberi tas yang tidak polos tapi ada logo/nama toko/nama barang yang kita beli....
Yahhh...., itu baru sebagian dari karya-karya disain grafis atau disain komunikasi visual.
Sebelum membuat desain, perlu dipertimbangkan hal-hal berikut:
Disain apa yang hendak kita kerjakan? Produk apa yang hendak kita disain, apa kelebihan dan kekurangannya?, pakai media apa? Bagaimana spesifikasi produknya, kualitasnya, pengerjannya?, …… Siapa target audience-nya, siapa kompetitornya?, ….. Di daerah mana informasi akan disebar? Kapan waktu yang tepat, berapa lama? Berapa eksemplar, berapa biayanya? …. adalah beberapa pertanyaan yang perlu diperhitungkan sebelum mendisain.
Prinsip-prinsip Disain
1. Keseimbangan (Balance) Symmetrical balance / formal balance. Asymmetrical balance / informal balance
2. Irama (Rhythm) Regular: susunan elemen-elemen disain yang ukuran dan panjangnya sama. Flowing: memberi kesan gerak. Progressive: penataan elemen-elemen disain yang progresif (semakin besar, dsb).
3. Proporsi (Proportion) Perbandingan ukuran, skala prioritas antara elemen yang satu dg lainnya.
4. Dominan (Dominance) Tingkat penekanan (emphasis) utk mengarahkan pembaca, elemen mana yg perlu dibaca pertama, kedua, dst.
5. Kesatuan (Unity) Upaya menghubungkan elemen-elemen disain dengan komposisi secara keseluruhan sehingga tampak sebagai satu kesatuan yang harmonis.
Proses Disain
Ada beberapa tahapan yang sering dilakukan oleh disainer, yaitu:
1. Mempelajari/mengenali produk/jasa yg akan dikomunikasikan (product knowledge): spesifikasi produk, keunggulan, keistimewaan, target audience, competitor, dsb.
2. Menuangkan ide dalam bentuk sketsa-sketsa kasar: lay-out, ilustrasi, teks, dsb.
3. Dari sketsa2 lay-out kemudian dituangkan menjadi beberapa alternatif disain menggunakan komputer. Mencoba beberapa font (jenis, ukuran, spasi), ilustrasi, warna, komposisi, dll.
4. Tawarkan beberapa alternatif (2 sampai 4 disain) pada client. Disain yang terpilih kemudian disempurnakan, dibuat disain komprehensif yang siap diproses cetak.
Selasa, 22 Juli 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar